Karya Pamunggah Ngenteg Linggih, Panca Kelud Waraspati Kalpa Agung

di Pura Penataran lan Papak Badeng, Banjar Sebuluh, Desa Bungamekar, Nusa Penida, Klungkung – Bali

Di Bali, upacara keagamaan memiliki makna yang sangat dalam, bukan hanya sebagai tradisi turun-temurun, tetapi juga sebagai sarana penyucian diri dan alam semesta. Salah satu upacara besar yang diselenggarakan adalah Karya Memunggah, sebuah karya agung yang dilaksanakan setelah pembangunan, pemugaran, atau penyucian pura selesai.

Karya Memunggah memiliki tujuan utama ngenteg linggih atau ngresigana, yaitu menstanakan kembali Ida Bhatara, manifestasi Tuhan Yang Maha Esa, agar bersemayam di pura tersebut. Dengan dilaksanakannya upacara ini, sebuah pura tidak hanya sekadar berdiri sebagai bangunan fisik, tetapi benar-benar hidup secara niskala (spiritual). Kehadiran Ida Bhatara diyakini akan memberikan sinar suci, perlindungan, dan tuntunan bagi umat yang datang untuk bersembahyang.

Upacara ini juga mengandung makna filosofis yang mendalam. Melalui karya ini, umat Hindu di Bali meneguhkan hubungan harmonis dalam Tri Hita Karana, yaitu keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan (parahyangan), hubungan manusia dengan sesama (pawongan), serta hubungan manusia dengan alam semesta (palemahan). Dengan demikian, karya memunggah tidak hanya bernilai religius, tetapi juga memperkokoh ikatan sosial dan menjaga kelestarian alam.

Pada kesempatan suci ini, masyarakat Banjar Sebuluh, Desa Bungamekar, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, dengan penuh semangat dan rasa bhakti melaksanakan “Karya Pamunggah Ngenteg Linggih, Panca Kelud Waraspati Kalpa Agung Ring Pura Penataran lan Papak Badeng.”

Karya ini merupakan puncak bhakti umat dalam menyucikan dan menghidupkan kembali Pura Penataran lan Papak Badeng sebagai pusat spiritual dan tempat pemujaan. Prosesnya melibatkan rangkaian upacara mulai dari melaspas (penyucian bangunan pura), mendak tirta (menghaturkan air suci dari pura lain sebagai penyawangan), hingga puncaknya ngenteg linggih yang menandai penstanaan kembali Ida Bhatara di pura tersebut.

Selain menjadi kegiatan religius, karya agung ini juga memiliki peran penting dalam mempererat persaudaraan antarwarga. Seluruh krama banjar, desa adat, hingga umat dari luar desa bersatu padu, bergotong royong, dan saling mendukung demi kesuksesan karya. Hal ini menunjukkan bahwa upacara bukan hanya ritual, tetapi juga menjadi wahana kebersamaan, solidaritas, dan penguatan identitas budaya Bali.

Dengan dilaksanakannya Karya Pamunggah Ngenteg Linggih, Panca Kelud Waraspati Kalpa Agung di Pura Penataran lan Papak Badeng, umat Hindu di Banjar Sebuluh tidak hanya menghaturkan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi juga meneguhkan tekad untuk melestarikan warisan leluhur. Pura yang telah disucikan kembali ini akan menjadi sumber spiritual, tempat umat memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian bagi kehidupan sekarang maupun generasi yang akan datang.

Karya suci ini pada akhirnya menjadi simbol nyata dari pengabdian umat, keharmonisan hidup, serta pelestarian budaya dan spiritualitas Bali yang tak lekang oleh waktu.

UNTUK TEMAN TEMAN DAN KERABAT YG INGIN MEN-DOWNLOAD FOTO SILAHKAN KUNJUNGI LINK DOWNLOAD LINK INI